Ramadhan di Rundung Duka




Oleh: Anis

Di bulan ramadhan tahun ini terlihat seperti hari-hari biasa. Ramadhan ditengah duka, nasib memilukan juga di alami muslim Uighur yang hidup dalam tekanan rezim komunis Cina. Di palestina kaum muslim berada dalam dua ancaman genosida dan kelaparan.

Meraka pun tidak memiliki makanan untuk sahur maupun berbuka. Ada 800 ribu warga terancam mati akibat kelaparan dan tidak punya akses air bersih. Sampai tulisan ini dibuat sudah ada 30 anak meninggal akibat bencana kelaparan. Sebagian warga terpaksa makan rumput dan minuman air kotor demi bertahan hidup. 

Di tahun lalu organisasi kongres Uighur dunia melaporkan sejumlah umat muslim di Cina dilarang berpuasa oleh perintah setempat. Mereka terancam ditangkap jika ketahuan berpuasa. Anak-anak sekolah, para pegawai negeri, dan keluarga mereka dilarang berpuasa selama ramadhan. 

Pemerintah komunis Cina juga memata-matai warga muslim Uighur. Tujuannya untuk memastikan meraka tidak berpuasa. Setiap Ramadhan terus terjadi penindasan di Uighur dan belahan dunia. Sekat nasionalisme yang rapuh tidak bisa menolong saudara muslim sendiri. Sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini justru melanggengkan penjajahan atas negeri-negeri muslim.

Rasa persaudaraan hilang dengan sesama muslim sendiri. Padahal Rasulullah Saw Saw telah mengingatkan "seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Dia tidak boleh mengkhianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya (HR at Tirmidzi). Karena adanya sikap tak acuh itulah yang di tunjukan terutama oleh para pemimpin dunia Islam, khusunya para pemimpin Arab.

Meraka hanya bermain retorika mengutuk dan menghimbau kepada dunia untuk menghentikan kekejaman Yahudi. Sungguh berdosa kaum muslim yang tidak memikirkan dan memberikan bantuan kepada sesama muslim. Sebagai bukti kemunafikan yang dipertontonkan dunia hingga tak ada empati
pengkhianatan terhadap saudara muslim sendiri. Astaghfirullah.

Ada beberapa penyebab penderitaan umat masih terus terjadi. Pertama umat masih terbelenggu dengan paham nasionalisme yang menyebabkan hilang nya sikap peduli dan keinginan menolong saudara seiman. Kedua umat seperti lupa negara negara barat adalah perancang kelahiran negara zionis yahudi untuk menciptakan petaka di jantung dunia Islam.

Ketiga para pemimpin dunia Islam telah lama menjadi penguasa boneka yang tunduk pada arahan politik barat. Memang sebagian mereka dipilih oleh rakyat, tetapi atas restu negara negara barat. Karena itu tidak mungkin mereka akan melawan kepentingan barat, termasuk dalam persoala Palestina, Myanmar, Suriah dsb.

Keempat  Umat masih belum sepenuhnya sadar bahwa berbagai penderitaan yang meraka alami hanya bisa dibebaskan dengan kekuatan mandiri dibawah kepemimpinan khilafah Islamiyah. Kebutuhan umat akan institusi khilafah Islamiyah adalah mutlak. Secara syariah mendirikan khilafah adalah institusi yang ditunjuk oleh syariah untuk mengurus umat melalui penerapan hukum-hukum Islam. 

Inilah empat hal yang harus segera di atasi jika umat ingin membebaskan diri dari penderitaan. Tidak mungkin datang pertolongan dan kemenangan tanpa menjalankan kausalitas (sababiyyah) yang wajib ditempuh oleh umat. Sudah saatnya kaum muslim bersatu di bawah kepemimpinan Islam yang akan membebaskan belenggu penindasan kezaliman serta penjajahan.

Ini bisa terjadi jika ada Sang Komando jihad yaitu Khalifah yang akan membebaskan semua bentuk penjajahan. Negara (Khilafah) akan melindungi dengan mengerahkan pasukan militer nya untuk mengamankan dalam negeri dan luar negeri. Dengan jihad fisabilillah

Wallahu a'lam bish-shawwab

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama