Serangan Iran ke Israel, Titik Terang Pembebasan Palestina?

 


vieDihardjo (Alumni Hubungan Internasional Unej)


Serangan Iran ke Israel adalah serangan balasan. Otoritas Israel menyebut sekitar 360 amunisi ditembakkan oleh Iran, terdiri dari 170 drone peledak, 30 peluru kendali jelajah dan 120 rudal balistik. Iran beralasan serangan balasan  itu dilakukan karena Israel telah menyerang konsulat Iran di distrik Mezzeh, Damaskus, Suriah. Serangan itu menewaskan 7 Pejabat militer Teheran, 2 diantaranya Jenderal dan petinggi Garda Revolusi Iran. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani  menyatakan bahwa Iran berhak melakukan reaksi dan meberikan hukuman yang pantas kepada Israel. 


Serangan balasan terbatas. Serangan Iran tersebut dilakukan pada Sabtu (13/4/2024), malam hari hingga Minggu (14/4/2024) dini hari. Menurut pejabat Amerikan Serikat, Iran meluncurkan rudal dan drone sekitar pukul 20.00 GMT pada 13/4/2024 selama 5 jam. Namun serangan Iran tersebut mampu diantisipasi oleh Israel dan Amerika Serikat. Daniel Hagari, jubir militer Israel mengatakan bahwa 99% proyektil-proyektil yang ditembakkan oleh Iran berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan udara Israel beserta sekutu-sekutunya (tirto.id 16/4/2024). Presiden Joe Biden mengatakan “AS membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang datang dari Iran” (bbc.com 14/4/2024). Serangan rudal Iran hanya menyebabkan kerusakan kecil di pangkalan udara di selatan Israel, klaim pejabat militer Israel. Kapal-kapal Amerika Serikat di laut Mediterania juga berhasil menghancurkan 4-6 rudal balistik Iran dan pesawat tempur AS berhasil menembak jatuh 70 drone Iran. 


Nyaris semua serangan Iran ke Israel berhasil diantisipasi oleh Israel dan Amerika Serikat, dikarenakan Iran telah berkomunikasi dengan Amerika Serikat saat sebelum dan setelah serangan balasan tersebut. “Kami mencoba untuk memberi tahu Amerika Serikat dengan jelas, bahwa Iran tidak ingin memperluas ketegangan di kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir, pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, dilansir dari GulfNews, Kamis (18/04/2024).(republika.id 18/4/2024).


Serangan Iran pada Israel belum menjadi titik terang pembebasan Palestina. Dengan pernyataan Menlu Iran, Hussein Amir tersebut, jelas serangan ini tidak dilatarbelakangi persoalan Palestina. Israel terus membombardir Gaza ditengah kejutan serangan balasan dari Iran. Tujuh petugas yang bertugas melindungi  bantuan dan dua orang yang berada di lokasi tewas karena serangan Israel pada kendaraan mereka. Serangan udara Israel menghancurkan sebuah masjid dan rumah-rumah disekitarnya di kamp pengungsian di Jabalia, Gaza Utara. Wanita dan anak-anak banyak menjadi korban. Korban agresi militer Israel ke Gaza sejak  Oktober 2023 (6 bulan) diperkirakan mencapai 34.049. Kementrian Kesehatan di Gaza menyatakan ada sebanyak 76.091 orang terluka di jalur Gaza sejak serangan dimulai bulan Oktober 2023. (tribunjateng.com 20/4/2024).


Jangan terdistraksi. Pada setiap tujuan akan muncul berbagai macam distraksi. Pembebasan Palestina harus tetap menjadi tujuan utama dalam setiap upaya yang dilakukan sesuai dengan kapasitas masing-masing, mengirimkan bantuan militer, logistik, obat-obatan, tenaga medis hingga membekali diri dengan ilmu tentang kedudukan  Palestina (Baitul Maqdis) bagi seorang muslim sehingga dengan itu bisa memberikan opini yang benar ditengah penyesatan informasi tentang Palestina (Baitul Maqdis) di media sosial yang cukup massif. Maka berbagai opini terkait serangan Iran ke Israel tidak boleh mendistraksi (mengalihkan) kaum muslimin dari tujuan utamanya yaitu membebaskan Palestina. 


Solusi hakiki pembebasan Palestina (Baitul Maqdis) adalah kesadaran kaum muslimin untuk bersatu dan mendorong para penguasa di negeri-negeri islam untuk mengirimkan militer ke Palestina (Jihad fii sabilillah) untuk memerangi Israel (Zionis) dan mengusir mereka dari tanah Baitul Maqdis. Sebagaimana Allah berfirman:


وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُواْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبِّ الْمُعْتَدِينَ


“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”(QS. Al-Baqarah: 190)


Sayangnya tidak akan bisa dilakukan selama kaum muslimin terpecah-belah dalam nasionalisme dan tunduk pada hegemoni Barat dan percaya pada narasi-narasi yang dibangun Barat tentang penjajahan Israel terhadap Palestina. Serangan balasan terbatas Iran terhadap Israel masih jauh panggang dari api bagi pembebasan Palestina (Baitul Maqdis).


Harus ada persatuan umat dan satu kepemimpinan yang mengikuti jejak kenabian yang menggerakkan Jihad fii sabilillah kearah Palestina (Baitul Maqdis) sehingga Baitul Maqdis insyaAllah  kembali ke pangkuan kaum muslimin.

Wallahu’alam bishshawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama