Penyerangan Irak, Mampukah Menghentikan Israel?



Oleh: Heni Satika (Praktisi Pendidikan)


Lebih dari 300 drone dan rudal balistik menghujani wilayah Israel pada Hari Minggu 14 April 2024. Kondisi Tel Aviv mencekam, karena serangan tersebut berhasil memporak-porandakan pangkalan udara Israel di Negev. Serangan ini sebagai respon Iran atas serangan Israel ke konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan beberapa pejabat tinggi dan penasehat. Iran pun berjanji akan menyerang lebih besar jika Israel membalas penyerangan ini. 


Banyak pihak yang menduga jika penyerangan ini bisa menjadi awal dari perang dunia ke tiga. Karena Amerika memberikan pembelaannya terhadap Israel atas serangan iran ke Israel. Dan Rusia mendukung serangan Iran atas Israel.  Menurut Marsekal TNI (PURN) Chappy Hakim saat wawancara dengan TV One News mengatakan bahwa senjata Iran sangat canggih. 


Banyak pihak memiliki harapan besar atas serangan ini sebagai pembelaan Iran terhadap Palestina. Apakah Iran mampu memenuhi harapan kaum muslim ? sepertinya harapan itu menjadi pepesan kosong karena menurut pemerintah Iran mereka menghentikan serangan selama 5 jam karena sudah mencapai tujuannya 


Apabila dilihat dari kemampuan negeri-negeri muslim, sebenarnya mereka mampu untuk sekedar membumihanguskan Israel. Hanya saja sekat nasionalisme benar-benar membutakan para pemimpin. Mereka baru menyerang jika kepentingan nasional mereka terusik. Sedangkan untuk Negara lain bukan sesuatu yang harus berada dalam pembelaan mereka sekalipun.


Syekh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab Nidham Islam mengatakan bahwa ikatan nasionalisme termasuk ikatan dengan kualitas yang rendah karena memandang manusia hanya berdasarkan letak wilayah. Maka mengharapkan Iran akan membantu Palestina tidak akan mungkin. Jika pengikat mereka adalah nasionalisme. 


Berbeda sekali jenis ikatan yang diajarkan dalam Islam yakni ikatan akidah yang melewati batas ruang dan waktu. Mampu menembus perbedaan ras, suku dan warna kulit. Yakni ikatan akidah Islam. Keindahan ikatan tersebut terjadi apabila Islam diterapkan sebagaimana ketika kholifah Mus’tasim billah. Beliau bisa memberangkatkan pasukan yang panjang, saking panjangnya kepala pasukan sudah sampai di tempat tujuan, sedangkan ekornya masih di halaman istana. Pasukan sepanjang itu untuk memenuhi panggilan seorang wanita yang teraniaya dan dilecehkan kehormatannya.


Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya bangga dengan ajaran Islam dan mempelajarinya sehingga memahami setiap detail, hukumnya Allah. Termasuk keharaman dari sekat nasional dan sistem demokrasi yang kita pakai hari ini. Wallahu'alam bishshawab. []

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama